LANGKAH-LANGKAH MENULIS AKADEMIK
DISUSUN OLEH
NURUL IRSAL AMALIA
1252132061
BUSINESS ENGLISH B
BUSINESS ENGLISH B
FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2012/2013
Daftar Isi
Kata pengantar i
Daftar isi ii
Bab1 Pendahuluan
A.
Latar belakang 1
B.
Rumusan masalah 1
Bab II Pembahasan
1.
Ciri-ciri penulisan akademik 2
2. Langkah-langkah menulis akademik 3
Bab III Penutup
Kesimpulan 7
Saran 7
Daftar
pustaka 8
KATA PENGANTAR
Puji
Syukur kehadirat Allah SWT atas berkat limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya
sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Tak
lupa pula nafas shalawat tercurah kepada pemimpin terbaik yang pernah ada di
muka bumi ini, Nabi Muhammad SAW.
Dengan
selesainya makalah Bahasa Indonesia yang membahas Teknik Penomoran dalam
Membuat Makalah dan Langkah-Langkah menulis Akademik ini, penulis berharap agar
sekiranya tugas ini bisa memberi syafaat bagi siapa saja yang membacanya secara
umum dan bagi penulis secara khusus.
Akhir
kata, kritik dan saran yang membangun diharapkan sebagai evaluasi dari
pengerjaan makalah yang saya kerjakan ini dengan kapasitas sebagai manusia
biasa.
Wassalam.
Makassar,
27 November 2012
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Menulis akademik ialah
penulisan yang dijalankan secara ilmiah tentunya dengan menggunakan metode
penelitian secara teratur. Namun, menulis akademik haruslah membuktikan dengan
data yang benar-benar akurat. Tulisan akademik ini adalah karya ilmiah yang
disusun untuk memperoleh gelar setelah menempuh proses akademik, misalnya gelar
sarjana, doktor, dan lain-lain. Tentu saja dalam pembuatan penulisan akademik
harus memperhatikan faktor-faktor seperti ciri-ciri penulisan akademik dan
langkah penulisan akademik agar penulisan akademik yang dibuat penulis sesuai
sistematika yang berlaku dan menghasilkan manfaat bagi pembacanya.
B. RUMUSAN
MASALAH
1)
Ciri-ciri
penulisan akademik
2)
Langkah-langkah
penulisan akademik
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. CIRI-CIRI
PENULISAN AKADEMIK
Sebelum menulis akademik,
ada beberapa ciri-cirinya yang perlu diketahui, yaitu sebagai berikut :
1.
Tidak
mengada-ada data (menunjukkan fakta), cermat, tepat, benar, dan jujur. Data
yang ditunjukkan haruslah akurat dan tidak menimbulkan keraguan
2.
Tidak
menulis untuk memenuhi kehendak golongan tertentu. Maksudnya tulisan akademik
tersebut dibuat atas suruhan seseorang atau hanya atas dasar kepentingan dan
keperluan suatu kelompok tanpa menunjukkan data yang akurat.
3.
Bersifat
sistematik
4.
Tidak
bersifat emosional. Maksudnya tidak membuat tulisan akademik hanya untuk
menguatkan argumen sendiri.
5.
Bersifat
persuasif. Maksudnya bersifat seperti ajakan, biasanya
berupa himbauan, ajakan atau pun anjuran.
6.
Tidak
memutar-balikkan fakta.
B. LANGKAH-LANGKAH
MENULIS AKADEMIK
Proses menulis memang
berbeda antara orang yang satu dengan yang lain. Namun, banyak penulis yang
menggambarkan proses penulisan yang mereka lakukan memiliki langkah-langkah
yang relatif sama, yaitu sebagai berikut: (1) merencanakan, (2) menulis, (3)
merefleksikan, dan (4) merevisi.
a. Merencanakan. Sebagai kegiatan yang kompleks, menulis membutuhkan
perencanaan yang memadai. Dalam proses perencanaan, kegiatan-kegiatan berikut
sangat penting diperhatikan oleh setiap penulis :
(1)
Mengumpulkan
bahan. Hampir semua penulis mengumpulkan segala sesuatu yang mereka perlukan
berupa data, informasi, bacaan sebelum memulai menulis. Tahap seperti inilah
yang pada hakikatnya sebagai tahap pengumpulan bahan untuk menulis. Sebagaimana
orang yang mendirikan sebuah gedung, ia harus menyiapkan bahan-bahan dan
alat-alat untuk membangun gedung itu secukupnya.
(2)
Menentukan
tujuan dan bentuk. Dalam penulisan ilmiah, tujuan dan bentuk yang dipilih
sering ditentukan oleh situasi. Misalnya, dalam membuat laporan penelitian,
format dan tujuan laporan mungkin sudah ditentukan oleh sponsor atau pemberi
dana penelitian. Segala usaha lain untuk memperluas tujuan yang telah
ditentukan itu pada umumnya cukup bermanfaat. Menyisihkan waktu untuk
mempelajari tulisan yang sama yang ditulis oleh orang lain atau lembaga lain
dapat menghemat waktu dan tenaga yang cukup besar dalam mengerjakan suatu
laporan penelitian bahkan sampai mempublikasikannya.
(3)
Menentukan
pembaca. Pembaca yang berbeda akan memerlukan bacaan yang berbeda pula. Oleh
karena itu, penulis perlu mengetahui keadaan pembaca sebaik-baiknya. Apakah
pembaca tulisan kita nanti itu memiliki pengetahuan cukup banyak atau sedikit
tentang bidang yang kita tulis dan apa yang diharapkan/diinginkan pembaca dari
informasi yang disampaikan oleh penulis. Penulis perlu mengetahui apa yang
diinginkan, yang diperlukan, atau yang diharapkan oleh pembaca.
b. Menulis. Bagi kebanyakan penulis yang sudah
profesional, biasanya situasi memaksa mereka untuk menulis sebelum benar-benar
siap. Penulis yang belum berpengalaman sering kurang tepat dalam memperkirakan
waktu yang diperlukan untuk mengembangkan ide menjadi kata-kata tidak
diperhitungkan. Dalam penulisan ilmiah, karena kompleksnya isi dan adanya batas
waktu yang sudah pasti, lebih baik menulis seawal mungkin, lebih-lebih penulis
sudah mempersiapkan bahan sebagai bahan dasar penulisan, dan paling akhir
sedikit menyusun draf untuk mencapai hasil akhir.
c. Merefleksikan. Teknik yang sering digunakan oleh penulis
karangan ilmiah, sebelum merangkum karangannya mereka merefleksikan apa yang
sudah mereka tulis. Kesempatan ini memungkinkan penulis memperoleh perspektif
yang segar tentang kata-kata yang pada mulanya tampak sangat betul tapi
kemudian terasa salah. Penulis perlu bertanya kepada diri sendiri dengan
pertanyaan, misalnya apakah tulisan yang dihasilkan benar-benar memenuhi
tujuannya ? Apakah tulisan tersebut sudah menginformasikan pesan secara penuh
dengan pertimbangan-pertimbangan, sehingga diperoleh jawaban dan perspektif
yang lebih baik.
d. Merevisi. Mengerjakan revisi merupakan langkah yang
sangat penting untuk menghasilkan tulisan yang baik. Akan tetapi, hal ini
seringkali kurang mendapat perhatian dibandingkan dengan langkah-langkah yang
lainnya. Revisi, perbaikan, dan penyempurnaan tulisan yang dilaksanakan secara
berhati-hati dan seksama dapat menghasilkan tulisan yang jelas, terarah,
terfokus sesuai dengan keinginan penulis dan pembaca. Penulis perlu mencoba
merasakan masalah yang mungkin muncul dan menuntut perbaikan dari penulisnya
sendiri sehingga tulisan yang dihasilkan menjadi lebih baik dan layak baca. Penulis
perlu meneliti secara cermat apakah bukti- bukti yang disampaikan mendukung
pernyataan yang diutarakan, dan seberapa banyak waktu yang harus digunakan oleh
pembaca untuk memahaminya? Segala sesuatu yang diperkirakan menimbulkan salah
paham agar dihindari dan dihilang kan dari suatu tulisan ilmiah. Tulisan ilmiah
selalu membawa nama penulisnya. Upayakan jangan sampai para pembaca tidak dapat
memahaminya, atau salah menginterpretasi serta menafsirkan tulisannya, karena
tidak jelas arah, fokus, dan tujuannya.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dalam menulis
akademik terdapat sistematika khusus dan tata bahasa yang baku dalam
penulisannya. Pentingnya menulis akademik di kursi pendidikan perguruan tinggi
merupakan alasan setiap mahasiswa untuk mempelajari cara menulis akademik yang
baik dan benar. Untuk itulah hal ini perlu dipelajari secara komperhensif. Menulis
akademik dengan sempurna tidaklah mudah. Sebagai modal utama menulis akademik
adalah mahasiswa bisa melakukan studi pustaka, untuk memperbanyak referensi
dalam menulis akademik.
B. SARAN
Dengan adanya makalah ini penulis berharap
agar pembaca bisa memahami langkah-langkah menulis akademik dengan baik dan
benar.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Jahrir, Andi
Sahtiani. 2012. Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Bahasa Indonesia.
Skripsi. Universitas Negeri Makassar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar