TUGAS MAKALAH BAHASA INDONESIA
MENghindari kalimat fragmentaris dan objektif
DISUSUN OLEH:
NAMA : NAHDIATUL
NAJAH
NIM : 1252132071
KELAS : B
PRODI : BUSINESS
ENGLISH
FAKULTAS : BAHASA
DAN SASTRA
UNIVERSITASA NEGERI MAKASSSAR
TAHUN AKADEMIK 2012/2013
Kata Pengantar
Dengan mengucapkan puji syukur
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat-Nya lah kami bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul “Menghindari kalimat fragmentaris dan
objektif” dan dengan harapan semoga makalah ini bisa bermanfaat dan menjadikan
referensi bagi kita sehinga lebih mengenal tentang apa itu kalimat fragmentaris
dan objektif, sekaligus menjadi pahala apabila kita mempelajarinya.
Makalah ini juga sebagai tugas awal
semester pada mata kuliah Bahasa Indonesia. Akhir kata semoga bisa bermanfaat
bagi Para Mahasiswa, Pelajar, Khususnya pada diri saya sendiri.
Makassar,
17 Oktober 2012
Penulis,
Nahdiatul
Najah
DAFTAR ISI
Sampul …………………..………………………………………………….. 1
Kata Pengantar …………..………………………………………………….. 2
Daftar Isi ………………………………………………………………………. 3
Bab I Pendahuluan
1.
Latar Belakang ………………………………………………… 4
2.
Rumusan masalah ………………………………………………… 4
Bab II Pembahasan
1.
Pengertian kalimat
fragmentaris ………………………………… 5
2.
Pengertian objektif ………………………………………………… 6
3.
Aspek-aspek objektif ………………………………………………… 7
4.
Pola objektif dan
subjektif ………………………………………… 8
Bab III Penutup
Kesimpulan …….………………………………………………………………… 9
Daftar pustataka ………………………………………………………………. 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Komponenen
karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya.Ciri ragam bahasa ilmiah adalah
Logis, Lugas, Jelas, Bertolak dari gagasan, Formal, menghindari kalimat
fragmentaris, Objektif , Ringkas dan padat, Konsisten. Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah
objektif dan menghindari kalimat fragmentaris yang disampaikan dengan
menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif,
tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua. Bahasa yang digunakan
dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan
kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
2.
Rumusan masalah
1.
Apa itu kalimat
fragmentaris?
2.
Pengertian objektif
dan subjektif?
3.
Apa aspek dan pola
dari objektif?
BAB II
PEMBAHASAN
MENGHINDARI
KALIMAT FRAGMENTARIS
1.
Pengertian
“ Kalimat fragmentaris
adalah kalimat yang belum selesai. Kalimat terjadi antara lain karena adanya
keinginan penulis menggunakan gagasan dalam beberapa kalimat tanpa menyadari
kesatuan gagasan yang diungkapkan. Contoh kalimat fragmentaris biasanya kita
dengarkan di radio. Ada beberapa penyiar radio yang mengungkapkan
kalimat-kalimat yang tidak memiliki kesinambungan sehingga kita tidak mengerti
apa makna dari kalima-kalimat yang diungkapkan.” (anaguna:2012)
“
Kalimat yang disusun hendaknya memiliki struktur kalimat bahasa Indonesia yaitu
S P O K. Apabila struktur tersebut tidak dipenuh, maka kalimat yang disusun
menjadi tidak lengkap strukturnya yang disebut kalimat fragmentaris”
(astuti:2012)
Contoh kalimat fragmentaris dan pembenarannya:
1. Dilembaga
dimana mahasiswa dididik tersedia fasilitas guna meningkatkan prestasi
mahasiswa.
Pembenaran : dilembaga
tempat mahasiswa dididik tersedia fasilitas yang meningkatkan prestasi
mahasiswa
2.
Siswa merasa gugup
sebelum pidato. Berpikir tentang meninggalkan ruangan.
Pembenaran : siswa
merasa gugup sebelum pidato. Riko dan Ella berpikir tentang meninggalkan
ruangan. (endrawati:2009)
OBJEKTIF
1.
Pengertian
Karya
ilmiah memiliki sifat objektif, Yang dimaksud dengan bahasa objektif adalah
representasi dalam bahasa yang menggambarkan sesuatu pengalaman yang bagi semua
khalayak (addressee) representasi pengalaman linguistik itu (dipandang) sama
oleh semua orang seperti yang ditampilan oleh pemakai bahasa (addresser). Sebaliknya, bahasa yang subjektif
menggambarkan sesuatu pengalaman (oleh pembicara atau penulisnya) yang berbeda
bagi sebanyak orang atau khalayak dalam memandang atau memahami representasi
pengalaman itu. Ini berarti bahasa yang
subjektif adalah bahasa yang membawa pertimbangan, sikap, pendapat atau
komentar pribadi dari setiap pemakai bahasa. (hartisari:2005)
“Bahasa ilmiah
bersifat objektif. Untuk itu, upaya yang dapat ditempuh adalah mnempatkan
gagasan gagasan sebagai pangkal tolak pengembangan kalimat dan menggunakan kata
dan struktur kalimat yang mampu menyampaikan gagasan secara objektif.
Terwujudnya sifat objektif tidak cukup denga hanya menempatkan gagasan sebagai
pangkal tolak. Sifat objektif juga diwujudkan dalam penggunaan kata. Kata-kata
yang menunjukkan sifat subjektif tidak digunakan.”(jahrir:2012).
Contoh kalimat objektif adalah:
(1)
Contoh-contoh itu telah memberikan bukti
betapa besarnya peranan orangtua
dalam pembentukan kepribadian anak.
Dari
paparan tersebut kiranya dapat
disimpulkan sebagai berikut.
(2)
Contoh-contoh itu telah memberikan bukti
besarnya peranan orangtua dalam pembentukan kepribadian anak. Dari paparan
tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut. Hadirnya kata betapa dan kiranya pada
contoh (1) menimbulkan sifat subjektif. Berbeda dengan contoh (2) yang tidak
mengandung unsur subjektif.
(3)
Abstrak artikel harus ditulis dalam sebuah paragraph.
Penelitian
pasti diawali adanya masalah.
(4)
Abstrak artikel ditulis dalam sebuah
paragraph.
Penelitian
diawali adanya masalah.
Kata-kata yang menunjukkan sikap ekstrim dapat member
kesan subjektif dan emosional. Kata-kata seperti harus, wajib, tidak mungkin tidak, pasti, dan selalu perlu dihindari. Penulisan kalimat (3) berikut perlu
dihindari karena bersifat subjektif/emosional. Penulisan kalimat yang tidak
subjekif tampak pada contoh (4). (jahrir:2012).
2.
Aspek-Aspek
“Bahasa yang
objektif adalah bahasa yang menggambarkan sesuatu pengalaman yang bagi semua
khalayak pemakai bahasa, representasi pengalaman linguistik itu dipandang sama.
Sebaliknya bahasa subjektif menggambarkan sesuatu pengalaman (oleh penulisnya)
yang berbeda dengan pengalaman yang dipahami oleh khalayak dalam memahami
representasi pengalaman itu karena penulis membawa pertimbangan sikap,
pendapat, dan komentar pribadi. Jadi, keobjektifan bahasa dapat ditingkatkan
dengan meniadakan atau meminimalkan pendapat dan sikap pribadi tersebut. Karena
bahasa subjektif wujud dalam bentuk epitet atau ekspresi emosional, modalitas,
proses mental, dan makna konotatif maka keobjektifan dapat dicapai dengan
meniadakan atau meminimalkan penggunaan bahasa dengan ciri subijektif di atas.
Berikut contoh perbandingan teks dengan pemakaian makna objektif dan subjektif.”
(resmini:2007)
Aspek
|
Subjektif
|
Objektif
|
Epitet
|
Jelas,
system itu tidak baik
|
System
itu tidak digunakan
|
Ekspresi
Emosional
|
Hebat,
penelitian itu sangat luar biasa
|
Penelitian
itu berkontribusi pada pengembangan teori.
|
Modalitas
|
Data
pasti/selalu diproses di laboratorium.
|
Data
diproses di
Laboratorium.
|
Proses
Mental
|
Model
kemmis lebih disenangi dibandingkan.
|
Model
Kemmis sesuai untuk jenis penelitian ini
|
Makna
Konotatif
|
Action
research menjadi primadona saat
ini
|
Action
Research sedang digalakkan saat ini.
|
(resmini:2007).
3.
Pola
·
“Pola Subjektif,
menggambarkan objek sesuai penafsiran dengan disertai kesan atau opinidari
penulis.” (pithik,2012)
v Contoh Pola Subjektif
“ Pantai Wediombo mungkin hanya salah satu diantara sekian banyak pantai yang masih belum terjamah di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Pantai dengan hamparan pasir putih mahaluas ini seolah menggoda kaki untuk untuk terus memijak dan berjalan-jalan diatasnya. Di kanan kiri pantai dapat kita lihat bukut-bukit kapur hijau ditumbuhi lumut yang berdiri gagah menantang derasnya ombak pantai. Suasana pantai yang sepi juga menambah pesona pantai yang masih perawan ini.” (pithik,2012)
“ Pantai Wediombo mungkin hanya salah satu diantara sekian banyak pantai yang masih belum terjamah di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Pantai dengan hamparan pasir putih mahaluas ini seolah menggoda kaki untuk untuk terus memijak dan berjalan-jalan diatasnya. Di kanan kiri pantai dapat kita lihat bukut-bukit kapur hijau ditumbuhi lumut yang berdiri gagah menantang derasnya ombak pantai. Suasana pantai yang sepi juga menambah pesona pantai yang masih perawan ini.” (pithik,2012)
- “Pola Objektif, adalah pola pengembangan paragraf deskripsi dengan cara menggambarkan objek secara apa adanya tanpa disertai opini penulis.”(pithik,2012)
v
Contoh
Pola Objektif
“ Pantai Wediombo terletak di Kecamatan Girisobo, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pantai ini berjarak 70 km atau dua jam perjalanan dari pusat Kota Yogyakarta. Di kanan kiri pantai landai yang berpasir putih ini, kita dapat melihat gugusan bukit kapur yang berwarna hijau ditumbuhi lumut. Namun yang perlu diperhatikan, pantai ini memiliki ombak yang cukup besar sehingga wisatawan dilarang berenang di pantai ini karena sangat berbahaya.”(pithik,2012)
“ Pantai Wediombo terletak di Kecamatan Girisobo, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pantai ini berjarak 70 km atau dua jam perjalanan dari pusat Kota Yogyakarta. Di kanan kiri pantai landai yang berpasir putih ini, kita dapat melihat gugusan bukit kapur yang berwarna hijau ditumbuhi lumut. Namun yang perlu diperhatikan, pantai ini memiliki ombak yang cukup besar sehingga wisatawan dilarang berenang di pantai ini karena sangat berbahaya.”(pithik,2012)
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam dunia
akademis, khususnya perguruan tinggi penulisan karya ilmiah adalah bahasa
sehari-hari. Artinya siapapun yang berada pada ruang lingkup akademis atau
perguruan tinggi tersebut mesti paham syarat penulisan karya ilmiah.
Dalam membuat karangan ilmiah ada beberapa unsur yang
harus kita penuhi. Salah satunya adalah ciri dari ragam bahasa yaitu
menghindari kalimat fragmentaris dan objektif, karena suata karangan tidak akan
memenuhi syarat ilmiah apabila salah satu diantaranya tidak dipenuhi.
DAFTAR PUSTAKA
Jahrir, Andi Sahtiani. 2012. Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Bahasa Indonesia. Universitas
Negeri Makassar.
Pitik, Iwak. 2012. Contoh Paragraf Diskripsi. http://iwak-pithik.blogspot.com/2012/03/contoh-paragraf-deskripsi.html.
diakses (04/10/2012)
Nursyam, Anaguna. 2012. Indonesian
Course. http://icpb11math.blogspot.com/2012/03/bahasa-indonesia-ragam-ilmiah.html . diakses (09/10/2012)
Astuti, Diyah. 2012. Kalimat Efektif. http://contoh-makalah-mahasiswa.blogspot.com/2012/10/contoh-makalah-bahasa-indonesia-kalimat-efektif.html.
diakses (17/10/2012).Endrawati, Eny. 2009. Berbagai Macam Kalimat. http://olalanenymoo.wordpress.com/2009/12/09/berbagai-macam-kalimat/. Diakses (09/10/2012).
Hartisari. 2005. Bahasa
Dalam Karya Ilmiah, http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17573/1/eng-nov2005-1%20(1).pdf).
Diakses (12/10/2012).
Resmini, Novi. 2007. Penggunan
Bahasa Dalam Karangan Ilmiah. http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/196711031993032-NOVI_RESMINI/PENGGUNAAN_BAHASA_DALAM_ARTIKEL_ILMIAH_makalah_PKP2_LAN.pdf, diakses (12/10/2012).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar